Pages

  • MENANTI SESEORANG
    "Jangan terburu-buru dengan cinta. lebih baik menunggu seorang yang tepat bagi hidup selamanya daripada hanya sementara"

Rabu, 24 September 2014

Dongeng Gunung Tampomas

Posting ini ditulis untuk memenuhi tugas Matakuliah Ilmu Alamiah Dasar, dengan Dosen Matakuliah Bapak Yasman Riyanto,SSI.,MT.



      Diceritakan, Gunung Gede yang ada di Sumedang mengeluarkan suara yang menyeramkan. Suaranya bergemuruh, dari puncaknya keluar asap bercampur debu yang menyala-nyala, dan sepertinya gunung ini akan meletus. Rakyat Sumedang ketika itu sangat-sangat kaget dan ketakutan melihatnya dan berfikir bagaimana jadinya jika Gunung Gede itu benar-benar meletus ?
Tidak diketahui siapa Bupati yang menjabat waktu itu, tapi yang pasti bupati tersebut sangat sayang dan welas asih kepada rakyatnya serta bijaksana. Walau belum ada rakyat yang melapor, sebenarnya beliau telah mengetahui bagaimana kedaan rakyatnya yang diliputi kegelisahan saat itu, dan beliau tidak berhenti memutar otak dan berpikir keras agar bisa menyelamatkan rakyatnya.
Didorong oleh rasa sayang kepada rakyatnya itu, beliau lalu menyepi di satu kamar, bersemedi memohon petunjuk dari paradewa, siapa tahu dengan begitu beliau bisa menghadap ke Yang Tunggal, diberi petunjuk untuk menyelamatkan rakyatnya.
Dengan kesungguhannya berdoa, Akhirnya, maksud Kanjeng Bupati kesampaian. Pada suatu malam, Kanjeng Bupati bermimpi didatangi seorang kakek, kakek-kakek tersebut memakai pakaian serba putih dan berbicara dengan sangat jelas "Cucuku yang tampan dan gagah, Eyang sudah tahu bagaimana kebingungan serta kegelisahanmu, Eyang ingin membantu agar rakyat cucuku bisa lepas dari ketakutan dan kekhawatirannya. Gunung Gede harus ditumbal oleh keris pusaka kepunyaan Cucuku yang terbuat dari emas. Dan Eyang titip, cucu jangan merasa sayang dan menyesal (telah menumbalkan keris emas), nah begitu saja dari Eyang".
Setelah berkata demikian, kakek tersebut langsung menghilang dari mimpi Kanjeng Bupati. Setelah diterimanya ilapat atau wejangan tersebut, Kanjeng Bupati bergegas keluar dari kamar dan membawa keris pusaka miliknya.Beliau langsung berangkat menuju ke puncak Gunung Gede, beliau sigap dan terlihat terburu-buru karena takut Gunung Gede keburu meletus walaupun rakyatnya saat itu sedang dilanda kebingungan, tapi ketika menyaksikan Bupatinya berangkat ke puncak gunung mereka tidak berdiam diri, mereka tidak tega Bupati pergi seorang diri dan akhirnya mereka pun meyertai kepergian Bupati ke puncak Gunung Gede.
Setibanya di puncak Gunung Gede, Kanjeng Bupati tidak berlama-lama keris emas yang digenggamnya langsung dilemparkannya ke kawah Gunung Gede, rakyat yang dari tadi mengikutinya hanya bisa melongo dan tidak percaya, karena mereka tahu keris tersebut adalah keris kesayangan Kanjeng Bupati. Ketika keris tersebut sudah berada dalam kawah Gunung Gede, seketika itu juga suara yang tadinya menggelegar angker menakutkan langsung hilang seketika. Bumi yang bergetar seolah gempapun langsung hilang tak terasa lagi getarannya. Seketika rakyat langsung bersorak bersuka cita dan langsung sujud kepada Kanjeng Bupati sebagai tanda terima kasih dan semua berikrar akan setia kepadanya, ikrar tersebut diterima oleh Bupati dengan haru dan sikap rendah hati, hatinya gembira karena bisa menghindarkan rakyatnya dari bencana.
Semenjak saat itu, Gunung Gede tersebut disebut dengan nama Gunung Tampa Emas (menerima emas) oleh penduduk sekitar, dan seterusnya pengucapannya berubah jadi "Gunung Tampomas". (Sumber : http://candradityaa.blogspot.com)


Tanggapan Tentang Dongeng (Mitologi) 

Oleh  : Mahasiswa Gunadarma
NPM   : 49214893
Nama : Ryan Riyadi
Kelas : 1DA02


Dari hasil analisa pembaca, ada satu hal kalimat/cerita yang bisa di katakan mitologi atau hal yang tidak masuk akal dalam Dongeng Gunung Tampomas ini, yaitu :

“Setibanya di puncak Gunung Gede, Kanjeng Bupati tidak berlama-lama keris emas yang digenggamnya langsung dilemparkannya ke kawah Gunung Gede, rakyat yang dari tadi mengikutinya hanya bisa melongo dan tidak percaya, karena mereka tahu keris tersebut adalah keris kesayangan Kanjeng Bupati. Ketika keris tersebut sudah berada dalam kawah Gunung Gede, seketika itu juga suara yang tadinya menggelegar angker menakutkan langsung hilang seketika.”

Kalimat tersebut dikatakan mitologi karena ada suatu pristiwa yang tidak masuk nalar manusia yaitu sebuah keris emas mampu menghentikan sebuah gunung yang akan meletus.

0 komentar :

Posting Komentar