Cinta Abadi
Ada di Otak Manusia
Otak bisa menyarankan
hubungan percintaan yang abadi atau sebaliknya
Baru-baru ini sejumlah peneliti di Amerika Serikat
mengumumkan bisa melihat tanda-tanda dari sebuah percintaan yang dalam pada
hubungan yang baru. Peneliti dapat mendeteksinya dari otak seseorang yang baru
saja jatuh cinta pada pasangan baru.
Penelitian ini dilakukan dengan meneliti pola khas aktivitas
listrik pada otak seorang relawan yang baru saja merasakan jatuh cinta.
Dan, peneliti bisa tahu apakah pasangan ini akan lanjut ke
jenjang pernikahan atau gagal dalam waktu singkat, dengan menggunakan alat
pemindai.
Alat pindai menunjukkan bahwa jika seseorang yang sedang
jatuh cinta, aktivitas sel neuron bisa menyarankan atau mengirimkan pesan ke
otak agar perasaan jatuh cinta bisa bertahan lama, atau akan selesai dalam
waktu tiga tahun kemudian.
Prof Arthur Aron, psikolog sosial dari Stony Brook
University di Long Island, New York mengatakan, semua orang yang terlibat
penelitian ini sedang merasakan jatuh cinta dengan pasangannya, dan hal itu
terdeteksi dari hasil pindai.
"Tapi, ada beberapa indikator yang menunjukkan seberapa
stabil perasaan jatuh cinta mereka. Itu yang membedakannya," kata Aron,
dilansir Telegraph, 16 Februari 2013.
Ia menjelaskan, jika seseorang merasakan jatuh cinta yang
kuat dan dikombinasikan dengan tingkat mengatur emosi, menilai positif
pasangannya, dan menangani konflik yang baik, maka dipastikan hubungan itu akan
berlangsung lama.
"Penelitian ini bisa digunakan sebagai aplikasi praktis
untuk membantu orang-orang yang bermasalah dalam menjalin hubungan dengan
pasangan," ucap Aron.
Hubungan Awet
Menurut Xiaomeng Xu, dari Brown University di Rhode Island,
faktor-faktor yang hadir pada tahap awal percintaan tampaknya memainkan peran
penting dalam pengembangan umur yang panjang dari sebuah hubungan percintaan.
"Penelitian kami memberikan bukti bahwa respons saraf
pada tahap awal percintaan dapat memprediksi keseimbangan dan kualitas sebuah
hubungan sampai 40 bulan kemudian," ujar Xiaomeng Xu.
"Ternyata otak dapat menyarankan hubungan percintaan
yang abadi atau sebaliknya," tandasnya.
Studi ini telah dipublikasikan di Journal Neuroscience
Letters.
VIVAnews –
0 komentar :
Posting Komentar