NASA telah bergabung (ESA) European Space Agency misi Euclid, teleskop ruang angkasa yang dirancang untuk menyelidiki misteri kosmologis materi gelap dan energi gelap.
Euclid akan meluncurkan pada tahun 2020 dan menghabiskan enam tahun pemetaan lokasi dan mengukur bentuk dari sebanyak
2 milyar galaksi yang tersebar di lebih dari sepertiga dari langit. Ini akan mempelajari evolusi alam semesta kita, dan materi gelap dan energi gelap yang mempengaruhi evolusi dengan cara yang masih kurang dipahami.
Teleskop ini akan diluncurkan ke orbit di sekitar titik matahari-bumi Lagrange L2. Titik Lagrange adalah lokasi di mana tarikan gravitasi dari dua massa yang besar, matahari dan Bumi dalam kasus ini, justru sama dengan gaya yang dibutuhkan untuk sebuah benda kecil, seperti pesawat ruang angkasa Euclid, untuk mempertahankan posisi yang relatif stasioner belakang Bumi seperti yang terlihat dari matahari.
"NASA sangat bangga untuk berkontribusi pada misi ESA untuk memahami salah satu misteri ilmu terbesar di zaman kita," kata John Grunsfeld, administrator asosiasi untuk Direktorat Misi Sains NASA di Markas badan di Washington.
NASA dan ESA baru-baru ini menandatangani perjanjian menguraikan peran NASA dalam proyek. NASA akan memberikan kontribusi 16 state-of-the-art detektor inframerah dan empat detektor cadang untuk salah satu dari dua instrumen sains direncanakan untuk Euclid.
"ESA Euclid Misi ini dirancang untuk menyelidiki salah satu pertanyaan yang paling mendasar dalam kosmologi modern, dan kami menyambut kontribusi NASA untuk usaha yang penting ini, yang terbaru dalam sejarah panjang kerja sama dalam ilmu ruang angkasa antara kedua lembaga," kata Alvaro Giménez, ESA Direktur Sains dan Eksplorasi Robotic.
Selain itu, NASA telah dinominasikan tiga tim sains AS sebesar 40 anggota baru untuk Konsorsium Euclid. Ini merupakan tambahan untuk 14 ilmuwan AS sudah mendukung misi. Konsorsium Euclid adalah suatu badan internasional 1.000 anggota yang akan mengawasi pengembangan instrumen, mengelola operasi ilmu pengetahuan, dan menganalisis data.
Euclid akan memetakan materi gelap di alam semesta. Masalah karena kita tahu itu - atom-atom yang menyusun tubuh manusia, misalnya - adalah sebagian kecil dari total materi di alam semesta. Sisanya, sekitar 85 persen, adalah materi gelap terdiri dari partikel dari jenis yang tidak diketahui. Materi gelap pertama mendalilkan pada tahun 1932, tetapi masih belum terdeteksi secara langsung. Hal ini disebut materi gelap karena tidak berinteraksi dengan cahaya. Materi gelap berinteraksi dengan materi biasa melalui gravitasi dan mengikat galaksi bersama-sama seperti lem tak terlihat.
Sementara materi gelap menarik materi bersama-sama, energi gelap mendorong alam semesta terpisah pada kecepatan yang terus meningkat. Dalam hal konten massa-energi total alam semesta, energi gelap mendominasi. Bahkan sedikit yang diketahui tentang energi gelap daripada materi gelap.
Euclid akan menggunakan dua teknik untuk mempelajari alam semesta gelap, baik yang melibatkan pengukuran tepat miliaran galaksi tahun cahaya. Pengamatan akan menghasilkan pengukuran terbaik namun bagaimana percepatan alam semesta telah berubah dari waktu ke waktu, memberikan petunjuk baru tentang evolusi dan nasib kosmos.
Euclid adalah misi ESA dengan instrumen ilmu pengetahuan yang disediakan oleh konsorsium Eropa dan lembaga dengan partisipasi penting dari NASA. NASA Euclid Project Office berbasis di NASA Jet Propulsion Laboratory (JPL) di Pasadena, California JPL akan memberikan kontribusi detektor inframerah untuk penerbangan instrumen ilmu pengetahuan Euclid. NASA Goddard Space Flight Center di Greenbelt, Md, akan menguji detektor inframerah penerbangan sebelum pengiriman. Tiga tim ilmu pengetahuan AS akan memberikan kontribusi untuk perencanaan ilmu pengetahuan dan analisis data.
Sumber: NASA
Euclid akan meluncurkan pada tahun 2020 dan menghabiskan enam tahun pemetaan lokasi dan mengukur bentuk dari sebanyak
2 milyar galaksi yang tersebar di lebih dari sepertiga dari langit. Ini akan mempelajari evolusi alam semesta kita, dan materi gelap dan energi gelap yang mempengaruhi evolusi dengan cara yang masih kurang dipahami.
Teleskop ini akan diluncurkan ke orbit di sekitar titik matahari-bumi Lagrange L2. Titik Lagrange adalah lokasi di mana tarikan gravitasi dari dua massa yang besar, matahari dan Bumi dalam kasus ini, justru sama dengan gaya yang dibutuhkan untuk sebuah benda kecil, seperti pesawat ruang angkasa Euclid, untuk mempertahankan posisi yang relatif stasioner belakang Bumi seperti yang terlihat dari matahari.
"NASA sangat bangga untuk berkontribusi pada misi ESA untuk memahami salah satu misteri ilmu terbesar di zaman kita," kata John Grunsfeld, administrator asosiasi untuk Direktorat Misi Sains NASA di Markas badan di Washington.
NASA dan ESA baru-baru ini menandatangani perjanjian menguraikan peran NASA dalam proyek. NASA akan memberikan kontribusi 16 state-of-the-art detektor inframerah dan empat detektor cadang untuk salah satu dari dua instrumen sains direncanakan untuk Euclid.
"ESA Euclid Misi ini dirancang untuk menyelidiki salah satu pertanyaan yang paling mendasar dalam kosmologi modern, dan kami menyambut kontribusi NASA untuk usaha yang penting ini, yang terbaru dalam sejarah panjang kerja sama dalam ilmu ruang angkasa antara kedua lembaga," kata Alvaro Giménez, ESA Direktur Sains dan Eksplorasi Robotic.
Selain itu, NASA telah dinominasikan tiga tim sains AS sebesar 40 anggota baru untuk Konsorsium Euclid. Ini merupakan tambahan untuk 14 ilmuwan AS sudah mendukung misi. Konsorsium Euclid adalah suatu badan internasional 1.000 anggota yang akan mengawasi pengembangan instrumen, mengelola operasi ilmu pengetahuan, dan menganalisis data.
Euclid akan memetakan materi gelap di alam semesta. Masalah karena kita tahu itu - atom-atom yang menyusun tubuh manusia, misalnya - adalah sebagian kecil dari total materi di alam semesta. Sisanya, sekitar 85 persen, adalah materi gelap terdiri dari partikel dari jenis yang tidak diketahui. Materi gelap pertama mendalilkan pada tahun 1932, tetapi masih belum terdeteksi secara langsung. Hal ini disebut materi gelap karena tidak berinteraksi dengan cahaya. Materi gelap berinteraksi dengan materi biasa melalui gravitasi dan mengikat galaksi bersama-sama seperti lem tak terlihat.
Sementara materi gelap menarik materi bersama-sama, energi gelap mendorong alam semesta terpisah pada kecepatan yang terus meningkat. Dalam hal konten massa-energi total alam semesta, energi gelap mendominasi. Bahkan sedikit yang diketahui tentang energi gelap daripada materi gelap.
Euclid akan menggunakan dua teknik untuk mempelajari alam semesta gelap, baik yang melibatkan pengukuran tepat miliaran galaksi tahun cahaya. Pengamatan akan menghasilkan pengukuran terbaik namun bagaimana percepatan alam semesta telah berubah dari waktu ke waktu, memberikan petunjuk baru tentang evolusi dan nasib kosmos.
Euclid adalah misi ESA dengan instrumen ilmu pengetahuan yang disediakan oleh konsorsium Eropa dan lembaga dengan partisipasi penting dari NASA. NASA Euclid Project Office berbasis di NASA Jet Propulsion Laboratory (JPL) di Pasadena, California JPL akan memberikan kontribusi detektor inframerah untuk penerbangan instrumen ilmu pengetahuan Euclid. NASA Goddard Space Flight Center di Greenbelt, Md, akan menguji detektor inframerah penerbangan sebelum pengiriman. Tiga tim ilmu pengetahuan AS akan memberikan kontribusi untuk perencanaan ilmu pengetahuan dan analisis data.
Sumber: NASA
0 komentar :
Posting Komentar